JAKARTA - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) akan merekrut guru SMK secara khusus mulai tahun ini.

Kasubdit Pembelajaran Ditjen Pendidikan Menengah (Dikmen) Kemendikbud Agung Budi Santoso mengatakan, pemerintah akan memberikan pelatihan khusus kepada mereka melalui kementerian-kementerian yang untuk memperkuat jurusan yang saat ini lebih banyak siswa, daripada jumlah guru yang mengajar.

Guru berkompetensi keahlian yang akan dijaring yakni guru jurusan perminyakan dan geologi yang akan dilatih di Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Selanjutnya untuk guru jurusan pelayaran akan dilatih di Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP). Sementara untuk guru jurusan penerbangan dan pelayaran akan dilatih di Kementerian Perhubungan (Kemenhub).

“Mereka akan dilatih sekitar empat tahun, mendapat sertifikat lalu mengajar,” katanya pada Pembukaan Kerjasama Dirjen Dikmen dengan ITE Singapore dan Temasek Foundation untuk Melatih 30 Guru SMK di SMK 27, Selasa (22/5/2012).

Agung menjelaskan, minimnya minat menjadi guru SMK karena banyak dari lulusan beberapa jurusan diatas bekerja di perusahaan yang bergaji besar. Namun pemerintah akan mengundang industri untuk memberikan masukan apa saja yang menjadi kekurangan tamatan SMK pasalnya ada Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) dimana SMK mempunyai peranan penting untuk mengembangkan potensi alam di berbagai daerah.

Menurut Agung, saat ini Indonesia kekurangan 45.000 guru SMK untuk 121 kompetensi keahlian. Untuk tahun ini Kemendikbud menganggarkan Rp3 triliun untuk pengembangan SMK. Dengan dana sebesar itu, ujarnya, selain untuk merekrut guru juga untuk pengembangan pendidikan menengah universal yakni menampung sekitar 3 juta lulusan SMP untuk masuk ke SMK. “Bagi siswa yang kurang mampu belajar cepat kami sediakan video learning. Kami sediakan perangkat ICT untuk SMK,” jelasnya.

Dia menambahkan, Kemendikbud juga akan menutup jurusan SMK yang sudah mengalami kejenuhan seperti bisnis dan manajemen. Ukuran kejenuhan itu sendiri terlihat dari rendahnya serapan lulusan jurusan tersebut di masyarakat. Bagi jurusan yang jenuh ini, terangnya, akan dialihkan ke jurusan yang sedang diminati masyarakat seperti otomotif dan kesehatan. Namun untuk jurusan khusus seperrti pedalangan akan tetap dibuka meskipun jumlah gurunya saat ini lebih banyak dari siswanya sendiri.

Sementara itu Chief Executive Officer Temasek Foundation Benedict Cheong, pelatihan pada 30 guru SMK ini dibagi tiga gelombang sehingga mencapai 90 peserta yang mampu menduplikasikan kompetensinya minimal pada lima guru lain di sekolah berbeda. Sehingga dalam tiga tahun sudah ada 450 guru mengikuti Master Trainer Pedagogy Programme (MTPP). Setelah mengikuti pelatihan, peserta kembali ke sekolah masing-masing dan menerapkan ilmu serta tugas-tugas yang harus di selesaikan selama 12 minggu.

"Kami akan menyeleksi dan bagi peserta dengan nilai terbaik akan mendapat pendidikan tambahan selama dua minggu di Singapura," kata Benedict Cheong.
(rhs)

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama