Digital learning atau pembelajaran digital berkembang sebagai upaya dalam mewujudkan sistem pendidikan terpadu dengan membangun konektivitas antar komponen dalam bidang pendidikan sehingga pendidikan akan lebih fleksibel dan dinamis. Pembelajaran digital memberi kontribusi secara kuantitas terhadap interaksi belajar mengajar. Dahulu, sebagian besar pembelajaran dilaksanakan dengan tatap muka langsung (pembelajaran konvensional) dengan pembelajar. Akan tetapi, seiring dengan perkembangan teknologi, informasi, komunikasi yang semakin pesat dan canggih trend juga berubah. Ruang lingkup kompetensi bagi seorang pendidik dalam pembelajaran digital meliputi perencanaan serta pengorganisasian pembelajaran, keterampilan penyajian baik verbal maupun non verbal, team work, keahlian dalam penguasaan materi pembelajaran, melibatkan pembelajar dalam pembelajaran serta koordinasi aktivitas lainnya, pengetahuan tentang teori belajar, pengetahuan tentang pembelajaran digital, pengetahuan tentang perencanaan pembelajaran, dan penguasaan media pembelajaran.
Saat ini para pendidik sedang menghadapi pembelajar yang disebut sebagai generasi Milenial. Dimana pembelajar yang disebut sebagai generasi milenial ini fasih teknologi, mereka adalah generasi digital yang mahir teknologi informasi serta berbagai aplikasi komputer. Mereka dapat mengakses berbagai informasi yang mereka butuhkan dengan cepat dan mudah, baik untuk kepentingan pendidikannya maupun kepentingan hidup kesehariannya. Mereka sangat intens berinteraksi dengan semua kalangan, khususnya teman sebaya melalui berbagai situs jaejaring. Berdasarkan laporan e-Marketer, pengguna aktif smartphone di Indonesia tumbuh dari 55 juta orang pada tahun 2015 menjadi 100 juta orang di tahun 2018 dan didominasi oleh usia produktif (generasi Milenial) usia 15-35 tahun.
Kondisi yang diterangkan diatas menegaskan bahwa era digital dalam kegiatan pembelajaran merupakan sebuah kebutuhan untuk membuat proses pendidikan lebih menarik bagi peserta didik yang merupakan genarasi milenial. Pemanfaatan digital learning akan memberikan motivasi kepada peserta didik untuk memperoleh pengalaman personal sesuai dengan minat dan bakatnya. Untuk mencapai hal tersebut maka para pendidik, yaitu guru harus membuat rencana pembelajaran yang baik yang disusun dengan memperhatikan kondisi akses, biaya, teknologi, interaksi, dukungan lembaga dan novelty dari media yang digunakan.
Mempertimbangkan aspek-aspek tersebut maka guru tidak dapat hanya memanfaatkan media yang telah dibuat oleh guru lainnya, seperti dengan mengakses konten Sumber Belajar dari Portal Rumah Belajar. Perbedaan antara satu sekolah dengan sekolah lain, kelas dengan kelas lainnya, siswa dengan siswa lainnya bahkan perbedaan gaya mengajar guru harus menjadi pertimbangan bagi guru ketika ingin memanfaatkan konten yang ada. Artinya sangatlah baik jika guru mampu membuata dan memanfaatkan media yang dibuat atau dikembangkannya sendiri. Kenapa demikian ? Sederhananya guru tersebut dapat menyampaikan materi yang diajarkan dengan percaya diri dan profesional kepada peserta didiknya dan guru tersebut juga memperbaiki jika pada media tersebut harus diperbaiki atau menambahkan konten terbaru sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Saat ini kita masih dalam kondisi yang meresahkan, yaitu Pandemi Covid 19 yang hari ini mulai memasuki babak baru untuk seluruh masyarakat Indonesia. Bagi dunia pendidikan, pemerintah telah mengeluarkan pedoman yang dibuat dengan Keputusan Bersama Empat Menteri (Kementeriaan Pendidikan dan Kebudayaan; Kementerian Agama; Kementerian Kesehatan; dan Kementerian Dalam Negeri) tentang Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran pada Tahun ajaran dan Tahun Akademik Baru di Masa Pandemi Covid-19.
Intinya dalam panduan tersebut proses KBM di seluruh jenjang pendidikan di Indonesia belum dapat berlangsung secara normal sebagaimana sebelum masa pandemi. Bagi wilayah dalam kategori zona hijau sekalipun yang jumlah peserta didiknya berkisar 6%, masih harus terus mentaati protokol covid-19 jika telah diizinkan untuk masuk kembali ke sekolah. Namun bagi 94% peserta didik di Indonesia masih harus melakukan proses belajar dari rumah.
Proses belajar dari rumah telah dilakukan hampir lebih kurang 3 bulan oleh seluruh guru, dosen, siswa dan mahasiswa sejak masa Pandemi Covid-19. Banyak cerita suka, duka, inspiratif, kreatif dan inovatif yang terjadi saat kegiatan belajar dari rumah. Ada guru yang mengunjungi rumah siswanya, ada guru yang belum pernah belajar daring harus melakukan kewajiban dengan daring, ada siswa yang tidak punya smartphone, ada mahasiswa naik bukit untuk kuliah daring, dan banyak cerita lainnya.
Apa sebenarnya yang terjadi ? Ternyata tanpa kita sadari dunia pendidikan Indonesia sedang bergeliat luar biasa, seluruh komponen pendidikan terutama guru berpacu dalam masa pandemi agar tetap melakukan kewajiban belajar mengajar dengan para siswanya. Peran digital learning, sangat luar biasa dalam hal ini. Guru Indonesia saat ini sedang berpacu meningkatkan kemampuan mengolah digital learning dengan segenap kemampuannya untuk tetap menghadirkan pembelajaran yang bermakna bagi para siswanya. Teknologi disusun dengan perencaan yang bermanfaat akan mampu memberikan motivasi yang baik bagi para siswanya, walaupun teknologi tidak dapat menggantikan sisi humanisme seorang guru.
Profesionalisme guru, yang selama ini sedikit diragukan oleh beberapa kalangan ternyata dibuktikan pada masa Pandemi Covid-19. Berapa banyak muncul meme yang menarik di sosial media, keluhan orang tua yang tidak mampu mendampingi anaknya belajar di rumah telah membuktikan peran penting seorang guru. Sebagian orang tua ternyata mengeluh mendampingi seorang anaknya belajar di rumah, coba bandingkan seorang Guru SD Kelas 1 harus mendampingi 20-35 orang siswanya di kelas. Semoga masa-masa Pandemi Covid-19 akan segera berakhir agar seluruh proses kegiatan belajar mengajar dapat berlangsung dengan normal kembali.



6 Komentar

  1. Guru harus Melek Teknologi untuk menyonsong Era Digital, dalam rangkat untuk meningkatkan propesionalisme Guru. Ada hikmah dibalik Covid-19, semua guru harus bisa manfaatkan teknologi.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Jangan berhenti berinovasi dan meningkatkan kompetensi di tengah Pandemi

      Hapus
  2. Dalam menghadapi era digital dan masa pandemi mau tidak mau suka tidak suka seorang guru harus mempersiapkan diri untuk belajar tekhnologi, guru harus berinovasi dan kreatif mencari solusi dri setiap tantangan yang dihadapinya

    BalasHapus
  3. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Maka menjadi paling utama pendidikan saat ini peningkatan kualitas sumber daya manusia, yang dapat mengelaborasi ilmu pengetahuan, keterampilan hidup, dan penguasaan terhadap teknologi informasi.apa lagi pada saat pandemik ini. By: zulfadli

      Hapus
  4. Tuntutlah ilmu sampai ke ujung hayat

    BalasHapus

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama